PKK Bantaeng Belajar ke Batam
BANTAENG,-Sedikitnya 40 anggota Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Bantaeng belajar ke Batam. Mereka mengikuti workshop untuk peningkatan kapasitas.
ROMBONGAN TP PKK
tersebut berangkat sejak Sabtu, 9 Juni lalu. Mereka yang berangkat
termasuk istri Nurdin Abdullah, Lies F Nurdin. Anggota TP PKK lainnya
yang ikut dalam rombongan adalah Aisyah Yasin dan Andi
Emma Mustadjab.
Beberapa
anggota DPRD yang perempuan juga ikut dalam rombongan tersebut. Salah
satunya adalah Ketua DPRD Bantaeng, Andi Novrita Langgara. Setelah
mengikuti workshop di Batam, rombongan dijadwalkan jalan-jalan ke
Singapura dan Malaysia sebelum pulang.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Bantaeng, Alam Nur mengatakan, khusus istri bupati, pulang lebih awal. Kemarin, Lies F Nurdin dilaporkan telah berada di Bantaeng.
Alam menjelaskan, workshop TP PKK
Bantaeng ke Batam itu adalah program Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan Bantaeng.
Ketua Komisi I DPRD Bantaeng, Anas Hasan menambahkan, dua anggota komisinya juga berangkat. Mereka adalah Nuraeni dari PKB dan Dharmawaty dari Partai Golkar. Anggota DPRD Bantaeng lainnya yang berangkat adalah Nurhayati dari Partai Barnas.
Kepala Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan, Abdul Karim Bagada, Rabu 13 Juni, mengakui
adanya program ke Batam. Tujuannya, mengikuti workshop pemberdayaan
perempuan.
Dia menambahkan, kegiatan TP PKK tersebut berlangsung selama lima hari sejak Sabtu lalu. Namun, mereka efektif mengikuti workshop selama empat hari mulai Minggu 10 Juni. Sesuai jadwal, mereka sudah ada di Bantaeng, Kamis 14 Juni, pagi ini.
Menurutnya,
anggota rombongan terdiri atas istri anggota DPRD, anggota DPRD
perempuan, istri muspida, dan beberapa istri pejabat yang tergabung
dalam TP PKK. Workshop semacam ini diprogramkan Badan KB setiap tahun.
Tahun lalu, mereka ke Jakarta.
Dia mengatakan, pemberdayaan perempuan di Bantaeng memang mesti dilakukan dengan mengasah keterampilan mereka. Salah satunya, melalui workshop seperti itu. Dia menilai, perempuan Bantaeng memiliki
etos kerja yang lebih baik dibanding daerah lainnya.
"Di
sini etos kerjanya lebih baik dari daerah lainnya. Lihat saja yang
menanam padi itu kebanyakan perempuan. Tinggal bagaimana mengasah
keterampilan mereka," jelasnya.
Soal anggaran yang digunakan, Abdul Karim bungkam. "Itu adalah teknis. Saya tidak mencampuri kalau urusan teknis. Pejabat yang mengetahui tentang teknis keberangkatan mereka itu juga berangkat," jelasnya.
Aktivis
Komite Pemantau Legislatif (Kopel), Musaddaq, mengatakan akan lebih
baik jika kelompok perempuan produktif yang diberangkatkan. Dengan
begitu, niat untuk memberdayakan mereka lebih jelas.
0 komentar :
Posting Komentar